Friday, 28 November 2014
On 21:38 by Ischan Afsita Varadela in Sejarah Kimia No comments
Jauh sebelum berkembang pesat seperti sekarang, ilmu kimia telah dikenal luas masyarakat abad pertengahan. Saat itulah awal mula cabang ilmu eksakta ini ada. Tapi, tahukah siapa penemu dan pengembang ilmu kimia ini? Ia adalahAbu Musa Jabir Ibn Hayyan (721-815 H), ilmuwan Muslim pertama yg menemukan dan mengenalkan disiplin ilmu kimia tersebut. Lahir di pusat peradaban Islam klasik, Kuffah (Irak), ilmuwan Muslim ini lebih dikenal dengan nama Ibnu Hayyan, dan di Barat disebut dengan nama Ibnu Geber. Ayahnya, seorang penjual obat, meninggal sebagai ‘syuhada’ demi penyebaran ajaran Syi’ah. Jabir kecil menerima pendidikannya dari imam terkenal, Imam Ja’far Shadiq as. Ia juga pernah berguru pada Barmaki Vizier pada masa kekhalifahan Abbasiyah pimpinan Harun Al Rasyid.
Ditemukannya kimia oleh Hayyan ini membuktikan bahwa ulama di masa lalu tidak melulu lihai dalam ilmu-ilmu agama, tapi sekaligus juga menguasai ilmu-ilmu umum. “Sesudah ilmu kedokteran, astronomi, dan matematika, bangsa Arab memberikan sumbangannya yg terbesar di bidang kimia”, tulis sejarawan Barat, Philip K Hitti, dalam History of The Arabs.
Berkat penemuannya ini pula, Jabir dijuluki sebagai Bapak Kimia Modern. Dalam karirnya, ia pernah bekerja di laboratorium dekat Bawwabah di Damaskus. Jabir mendasari eksperimennya secara kuantitatif dan instrumen yg dibuatnya sendiri, menggunakan bahan berasal dari logam, tumbuhan, dan hewani. Telah menjadi kebiasaannya mengakhiri uraian suatu eksperimen dengan menuliskan:
”Saya pertama kali mengetahuinya dengan melalui tangan dan otak saya, dan saya menelitinya hingga sebenar mungkin, dan saya mencari kesalahan yg mungkin masih terpendam.”
Dari Damaskus ia kembali ke kota kelahirannya, Kuffah. Setelah 200 tahun kewafatannya, ketika penggalian tanah dilakukan untuk pembuatan jalan, laboratoriumnya yg telah punah, ditemukan. Di dalamnya didapati peralatan kimianya yg hingga kini masih mempesona, dan sebatang emas yg cukup berat. Jabir ibnu Hayyan membuat instrumen pemotong, peleburan dan pengkristalan. Ia menyempurnakan proses dasar sublimasi, penguapan, pencairan, kristalisasi, pembuatan kapur, penyulingan, pencelupan, pemurnian, fixation, amalgamasi, dan oksidasi-reduksi. Semua ini telah ia siapkan tekniknya, praktis hampir semua ‘teknik’ kimia modern. Ia membedakan antara penyulingan langsung yg memakai bejana basah dan tak langsung yg memakai bejana kering. Dialah yg pertama mengklaim bahwa air hanya dapat dimurnikan melalui proses penyulingan.
Khusus menyangkut fungsi dua ilmu dasar kimia, yakni kalsinasi dan reduksi, Jabir menjelaskan, bahwa untuk mengembangkan kedua dasar ilmu itu, pertama yg harus dilakukan adalah mendata kembali dengan metode-metode yg lebih sempurna, yakni metode penguapan, sublimasi, distilasi, pelarutan, dan penghabluran. Setelah itu, memodifikasi dan mengoreksi teori Aristoteles mengenai dasar logam, yg tetap tidak berubah sejak awal abad ke 18 M. Dalam setiap karyanya, Jabir melaluinya dengan terlebih dahulu melakukan riset dan eksperimen. Metode inilah yg mengantarkannya menjadi ilmuwan besar Islam yg mewarnai renaissance dunia Barat.
Namun demikian, Jabir tetap saja seorang yg tawadhu dan berkepribadian mengagumkan. “Dalam mempelajari kimia dan ilmu fisika lainnya, Jabir memperkenalkan eksperimen objektif, suatu keinginan memperbaiki ketidakjelasan spekulasi Yunani. Akurat dalam pengamatan gejala, dan tekun mengumpulkan fakta. Berkat dirinya, bangsa Arab tidak mengalami kesulitan dalam menyusun hipotesis yg wajar”, tulis Robert Briffault. Menurut Briffault, proses pertama penguraian logam yg dilakukan oleh para metalurg dan ahli permata Mesir, mengombinasikan logam dengan berbagai campuran dan mewarnainya, sehingga mirip dengan proses pembuatan emas. Proses demikian, yg tadinya sangat dirahasiakan dan menjadi monopoli perguruan tinggi, dan oleh para pendeta disamarkan ke dalam formula mistik biasa, di tangan Jabir bin Hayyan menjadi terbuka dan disebarluaskan melalui penyelidikan, dan diorganisasikan dengan bersemangat.
Terobosan Jabir lainnya dalam bidang kimia adalah preparasi asam sendawa, hidroklorik, asam sitrat dan asam tartar. Penekanan Jabir di bidang eksperimen sistematis ini dikenal tak ada duanya di dunia. Inilah sebabnya, mengapa Jabir diberi kehormatan sebagai ‘Bapak Ilmu Kimia Modern’ oleh sejawatnya di seluruh dunia. Dalam tulisan Max Mayerhaff, bahkan disebutkan, jika ingin mencari akar pengembangan ilmu kimia di daratan Eropa, maka carilah langsung karya-karya Jabir Ibn Hayyan.
Puaskah Jabir? Tidak! Ia terus mengembangkan keilmuannya sampai batas tak tertentu. Dalam hal teori kesetimbangan (equilibrium) misalnya, diakui para ilmuwan modern sebagai terobosan baru dalam prinsip dan praktik kimia dari masa sebelumnya. Sangat spekulatif, di mana Jabir berusaha mengkaji keseimbangan kimiawi yg ada di dalam interaksi zat-zat berdasarkan sistem numerologi (studi mengenai arti klenik dari sesuatu dan pengaruhnya atas hidup manusia) yg diterapkannya dalam kaitan dengan alfabet 28 huruf Arab untuk memperkirakan proporsi alamiah dari produk sebagai hasil dari reaktan yg bereaksi. Sistem ini niscaya memiliki arti esoterik, karena kemudian menjadi pendahulu penulisan jalannya reaksi kimia. Jelas dengan ditemukannya proses pembuatan asam anorganik oleh Jabir telah memberikan arti penting dalam sejarah kimia. Di antaranya adalah hasil penyulingan tawas, amonium klorida, potassium nitrat dan asam sulferik. Pelbagai jenis asam diproduksi pada kurun waktu eksperimen kimia yg merupakan bahan material berharga untuk beberapa proses industrial. Penguraian beberapa asam terdapat di dalam salah satu manuskripnya berjudul Sandaqal-Hikmah (Rongga Dada Kearifan).
Seluruh karya Jabir ibnu Hayyan telah lebih dari 500 studi kimia, tetapi hanya beberapa yg sampai pada zaman Renaissance. Korpus studi kimia Jabir mencakup penguraian metode dan peralatan dari pelbagai pengoperasian kimiawi dan fisikawi yg diketahui pada zamannya. Di antara bukunya yg terkenal adalah Al Hikmah Al Falsafiyah yg diterjemahkan ke dalam bahasa Latin berjudul Summa Perfectionis. Suatu pernyataan dari buku ini mengenai reaksi kimia adalah: “Air raksa (merkuri) dan belerang (sulfur) bersatu membentuk satu produk tunggal, tetapi adalah salah menganggap bahwa produk ini sama sekali baru (merkuri serta sulfur berubah keseluruhannya secara lengkap). Yang benar adalah bahwa keduanya mempertahankan karakteristik alaminya, dan segala yg terjadi adalah sebagian dari kedua bahan itu berinteraksi dan bercampur sedemikian rupa sehingga tidak mungkin membedakannya secara seksama. Jika ingin memisahkan bagian-bagian terkecil dari dua kategori itu dengan instrumen khusus, maka akan tampak bahwa tiap elemen (unsur) mempertahankan karakteristik teoretisnya. Hasilnya adalah suatu kombinasi kimiawi antara unsur yg terdapat dalam keadaan keterkaitan permanen tanpa perubahan karakteristik dari masing-masing unsur.”
Ide-ide eksperimen Jabir itu sekarang lebih dikenal dan dipakai sebagai dasar untuk mengklasifikasikan unsur-unsur kimia, terutama pada bahan logam, nonlogam, dan penguraian zat kimia. Dalam bidang ini, ia merumuskan tiga tipe berbeda dari zat kimia berdasarkan unsur-unsurnya: 1) Air (spirits), yakni yg mempengaruhi penguapan pada proses pemanasan, seperti pada bahan camphor, arsenik, dan amonium klorida, 2) Logam, seperti pada emas, perak, timah, tembaga, besi, dan 3) Bahan campuran, yg dapat dikonversi menjadi semacam bubuk. Dengan prestasinya itu, dunia ilmu pengetahuan modern pantas ‘berterima kasih’ padanya.
Pangeran dan Filsuf
Di abad pertengahan, risalah-risalah Jabir di bidang ilmu kimia –termasuk kitabnya yg masyhur, yakni Kitab Al-Kimya dan Kitab Al-Sab’een, telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin. Terjemahan Kitab Al-Kimya bahkan telah diterbitkan oleh ilmuwan Inggris, Robert Chester tahun 1444, dengan judul The Book of the Composition of Alchemy. Buku kedua (Kitab Al-Sab’een), diterjemahkan juga oleh Gerard Cremona. Berikutnya di tahun 1678, seorang Inggris lainnya, Richard Russel, mengalihbahasakan karya Jabir yg lain dengan judul Summa of Perfection. Berbeda dengan pengarang sebelumnya, Richard-lah yg pertama kali menyebut Jabir dengan sebutan Geber, dan memuji Jabir sebagai seorang pangeran Arab dan filsuf. Buku ini kemudian menjadi sangat populer di Eropa selama beberapa abad lamanya. Dan juga telah memberi pengaruh pada evolusi ilmu kimia modern. Karya lainnya yg telah diterbitkan adalah: Kitab al Rahmah, Kitab al Tajmi, Al Zilaq al Sharqi, Book of The Kingdom, Book of Eastern Mercury, dan Book of Balance (ketiga buku terakhir diterjemahkan oleh Berthelot). “Di dalamnya kita menemukan pandangan yg sangat mendalam mengenai metode riset kimia”, tulis George Sarton.
Di abad pertengahan, risalah-risalah Jabir di bidang ilmu kimia –termasuk kitabnya yg masyhur, yakni Kitab Al-Kimya dan Kitab Al-Sab’een, telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin. Terjemahan Kitab Al-Kimya bahkan telah diterbitkan oleh ilmuwan Inggris, Robert Chester tahun 1444, dengan judul The Book of the Composition of Alchemy. Buku kedua (Kitab Al-Sab’een), diterjemahkan juga oleh Gerard Cremona. Berikutnya di tahun 1678, seorang Inggris lainnya, Richard Russel, mengalihbahasakan karya Jabir yg lain dengan judul Summa of Perfection. Berbeda dengan pengarang sebelumnya, Richard-lah yg pertama kali menyebut Jabir dengan sebutan Geber, dan memuji Jabir sebagai seorang pangeran Arab dan filsuf. Buku ini kemudian menjadi sangat populer di Eropa selama beberapa abad lamanya. Dan juga telah memberi pengaruh pada evolusi ilmu kimia modern. Karya lainnya yg telah diterbitkan adalah: Kitab al Rahmah, Kitab al Tajmi, Al Zilaq al Sharqi, Book of The Kingdom, Book of Eastern Mercury, dan Book of Balance (ketiga buku terakhir diterjemahkan oleh Berthelot). “Di dalamnya kita menemukan pandangan yg sangat mendalam mengenai metode riset kimia”, tulis George Sarton.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Search
بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
Wikipedia
Search results
Translate
Blog ini berisi konten yang menarik
About Me
- Ischan Afsita Varadela
- Mahasiswa Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang'12
Popular Posts
-
Pembahasan Soal Ujian Nasional Tentang Sistem Periodik Unsur . Model soal yang sering masuk dalam ujian nasional bidang studi kimia khus...
-
Berikut ini adalah soal-soal ikatan kimia lengkap dengan jenjang dan jawabannya. C1 Diantara unsur-unsur di bawah ini yang paling ...
-
Berikut ini adalah soal-soal struktur atom beserta jawaban dan pembahasannya. 1. Reaksi kimia merupakan pemisahan, penggabungan, atau peny...
-
Microsoft Power Point biasanya digunakan sebagai media presentasi ataupun membuat media pembelajaran. Dalam pembuatan media pembelajaran at...
-
Atom terdiri dari proton, neutron dan elektron. Proton dan neutron berada di dalam inti atom. Sedangkan elektron terus berputar mengeliling...
-
Sistem Periodik Modern Sistem periodik modern disusun berdasarkan hukum periodik modern yang menyatakan bahwa sifat-sifat unsur merupakan...
-
CHEMSKETCH Penggambaran struktur molekul menurut Lewis (aka struktur Lewis) merupakan gambaran yang masuk akal yang bisa diterima s...
-
Bingung mau nginstall OS di netbook, yang notabene ga ada CD atou DVD rom nya, ga usah khawatir, karena sekarang sudah ada software yang d...
-
The obabel command line program converts chemical objects (currently molecules or reactions) from one file format to another. The Open Bab...
-
Bentuk molekul/struktur ruang dari suatu molekul sebelumnya ditentukan dari hasil percobaan akan tetapi dapat diramalkan dengan menggunakan...
Blog Archive
-
▼
2014
(54)
-
▼
November
(15)
- Cara Instal Aplikasi di Linux
- Soal-soal Ikatan Kimia SMA
- Tutorial Software Gabedit GC GUI
- Tutorial Software Chemix
- Cara Instal Linux dan Windows dalam Satu Komputer
- Tutorial Software BKchem
- Tutorial Open Babel
- Tutorial Gdis Molecule Modeller
- Tutorial Aplikasi Gnome Crystal
- Tutorial Software Avogadro
- Tutorial Software Jmol
- Tutorial Software Kalzium
- Jenis-jenis Ikatan Kimia
- Bentuk Molekul Berdasarkan Teori Domain Elektron
- Sejarah Penemuan Kimia
-
▼
November
(15)
0 comments:
Post a Comment